https://omnispace.blob.core.windows.net/image-article/Artikel-Banner-TRAC---4-Juni.jpg
https://omnispace.blob.core.windows.net/image-article/Artikel-Banner-TRAC---4-Juni.jpg
https://omnispace.blob.core.windows.net/image-article/Artikel-Banner-TRAC---4-Juni.jpg

Travel

Napak Tilas Kehidupan Soekarno di Jawa Timur

03 Juni 2019

Share

Bila Anda menganggap Soekarno lahir di Blitar, lanjutkan membaca artikel ini untuk mengetahui mengapa ternyata selama ini hal tersebut salah. Ya, tokoh penting di balik lahirnya Pancasila ini sebenarnya lahir di Surabaya, tepatnya di Pandean IV No. 40, Kelurahan Peneleh. 

 

Saat itu ayah Soekarno dipindahtugaskan dari Singaraja, Bali, sebagai guru di Sekolah Rakyat Sulung Surabaya pada 1900. Ia datang bersama istrinya yang tengah mengandung Soekarno naik kapal yang berlabuh di Kali Mas, tak jauh dari rumah ini. Soekarno sendiri lahir pada 6 Juni 1901.

 

Namun, Soekarno memang tak tinggal lama di rumah bercat putih ini, karena beberapa tahun kemudian ia tinggal bersama kakeknya dan bersekolah di Tulungagung, sebelum kemudian pindah ke Mojokerto mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Soekarno baru kembali ke Surabaya pada 1915 untuk melanjutkan pendidikannya di Hogere Burger School (HBS) dengan bantuan teman ayahnya, H.O.S. Tjokroaminoto. Beliau jugalah yang memberikan tempat tinggal bagi Soekarno , selain memperkenalkannya dengan para anggota Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Abdul Muis dan Haji Agus Salim.

 

Bagi yang ingin menuju rumah kelahiran Soekarno di Surabaya, Anda dapat memanfaatkan sewa mobil untuk mengantar hingga ujung gang Pandean IV. Karena mobil tak bisa masuk, opsi terbaik adalah memarkir sewa mobil di Jalan Peneleh, kemudian berjalan kaki melalui gang yang dihiasi mural bertema perjuangan kemerdekaan. Sayangnya, meski telah ditetapkan sebagai cagar budaya, rumah tersebut masih atas nama pribadi, selain di dalamnya tak memuat benda-benda yang berhubungan dengan Soekarno .

 

Museum dan Toko Buku

Lain ceritanya dengan rumah indekos milik Tjokroaminoto yang pernah ditinggali Soekarno selama di Surabaya yang masih terawat baik. Bahkan, pemerintah telah menetapkan bangunan berarsitektur khas Jawa di Jalan Peneleh VII/29-31 ini menjadi museum.

 

Usai menjelajahi bangunan yang memajang koleksi Tjokroaminoto dan profil para penghuninya, wisatawan juga dapat menuju Toko Buku Peneleh di seberang museum. Konon, Soekarno sering mampir ke toko buku tersebut dan tenggelam dalam bacaan favoritnya. Bila tak percaya, mintalah sang penjaga toko untuk menunjukkan foto Soekarno pada 1956 ketika mengunjungi toko buku tersebut.

 

Mengapa Blitar?

Sejarah yang menyebut Soekarno lahir di Blitar sebenarnya merujuk pada data yang dirilis oleh Pusat Penelitian Sejarah ABRI pada 1967. Data inilah yang kemudian dirujuk oleh Sekretariat Negara, dan kemudian dikutip di buku-buku sejarah, terutama terbitan setelah 1967. 

 

Peter A. Rohi, seorang jurnalis senior yang terlibat dalam pelurusan sejarah tempat lahir Soekarno , menduga bahwa hal tersebut terkait dengan kepentingan pemerintah Orde Baru, yakni untuk menjauhkan Soekarno dengan massanya. Pemerintah khawatir kalau Soekarno disebut lahir di Surabaya yang mempunyai jumlah penduduk besar, maka bisa menimbulkan gejolak.

 

Namun, Blitar memang identik dengan Soekarno. Di sini terdapat  Istana Gebang (atau Ndalem Gebang dalam bahasa Jawa), kompleks rumah tua yang menjadi kediaman orangtua Soekarno sejak sekitar 1917 dan lokasinya di tengah kota, tepatnya di Jalan Sultan Agung, Kecamatan Sananwetan.

 

Sejak kepindahan orangtuanya ke Blitar, setiap liburan Soekarno selalu mudik ke Blitar. Sedangkan pada masa perjuangan kemerdekaan hingga ia menjabat sebagai presiden, kunjungan ke Blitar sangat jarang dan tidak terlacak. Kunjungan rutin baru kembali terjadi antara 1950 hingga 1965, terutama ketika persiapan Konferensi Asia Afrika, persiapan pemilu dan pascapemilu, dan ketika sang ibunda wafat.

 

Anda dapat berkunjung ke rumah di Blitar yang memajang berbagai benda peninggalan keluarga Soekarno, mulai dari perabotan, piringan hitam, meja kerja, mesin ketik, foto-foto masa muda Soekarno, hingga mobil Mercedes Benz tipe 190 yang merupakan mobil mewah di masanya. Pengunjung diharuskan mengikuti rute yang diawali dari ruang tamu, ruang keluarga, kamar utama, ruang makan, dapur, kamar mandi, kebun belakang yang tembus ke pintu barat samping garasi, dan terakhir, balai kesenian.

 

Untuk menuju Istana Gebang, dapat menggunakan jasa sewa mobil, agar sesudahnya juga dapat sekaligus mengunjungi makam Bung Karno di Jalan Ir. Soekarno No. 152, atau sekitar dua kilometer dari Dalem Gebang.

 

Bila sedang mudik ke Jawa Timur di musim libur Lebaran ini, Anda dapat sekaligus menapak tilas kehidupan Soekarno di Surabaya dan Blitar dengan layanan sewa mobil lepas kunci. Namun, bila tak ingin waktu terbuang untuk mencari tempat-tempat tujuan, TRAC juga menawarkan sewa mobil dengan pengemudi sehingga Anda dapat tinggal duduk santai menikmati perjalanan.

 

Untuk kemudahan melakukan reservasi, unduh dan instal aplikasi TRACtoGo di Google Play Store dan Apple App Store. Dapatkan juga berbagai promo dan penawaran terbaik hanya di aplikasi keren ini. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi Customer Assistance Center TRAC melalui nomor telepon 1500009 atau mengirimkan email ke rco.nasional@trac.astra.co.id.

Share

image-dots
image-circle-bg

Gratis Berlangganan Newsletter

Daftar untuk menerima artikel atau informasi terbaru langsung ke kotak masuk Anda.
WhatsApp