Berita
20 Juni 2022
Share
Ekowisata adalah salah satu cara paling fun untuk lebih mengenal alam dan lingkungan, sehingga bisa ikut menjaga bumi dengan lebih baik. Kita hanya punya satu bumi untuk ditinggali. Namun, bumi yang semakin tua ini masih menghadapi tiga masalah utama: perubahan iklim yang sangat cepat, punahnya berbagai spesies hewan maupun tumbuhan, serta polusi yang terus mencemari udara, tanah, dan air.
Ekowisata bukan cuma wisata ramah lingkungan, namun juga memberi dampak positif langsung kepada masyarakat lokal, dengan tetap ramah terhadap budaya dan adat setempat. Jadi, ekowisata harus melibatkan semua pihak dalam masyarakat, dan berperan langsung dalam pengelolaan wisata itu. Nah, mau ke destinasi ekowisata yang mana? Ini 5 di antaranya, yang sangat unik dan patut dicoba.
Pastinya ini kesempatan langka, bisa memandikan gajah hingga trekking menyusuri sungai serta menembus hutan lebat di Taman Nasional Gunung Leuser. Ini bisa kita lakukan jika berkunjung ke Ekowisata Tangkahan, di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Tak hanya itu, kita juga bisa mandi di air terjun atau di sumber air panas, melakukan river tubing, dan mengamati kera ekor panjang serta burung rangkong.
Keseluruhan aktivitas ini dikelola oleh penduduk Desa Tangkahan. Selain menjadi pemandu wisata, mahout (pawang gajah), mereka juga menyediakan homestay, serta berkebun sawit dan karet. Jarak Tangkahan sekitar 3 jam berkendara dari Medan.
Desa Wisata Sumber Agung terletak di Kecamatan Kemiling, sekitar 10 km dari pusat kota Bandarlampung. Wisata unggulan yang ditawarkan adalah edukasi agrowisata. Di sini terdapat kebun karet, kopi, kemiri, serta pembuatan gula aren dan pengolahan keripik pisang yang menjadi oleh-oleh khas Lampung. Ekowisata ini lebih ditujukan untuk keluarga dan kelompok minat khusus, mengingat selain aktivitas tadi juga ada program kemping, trekking, yang dipadukan dengan kegiatan bercocok-tanam, memancing, serta konservasi tumbuhan dan hewan.
Jakarta tidak cuma punya taman-taman yang indah, tapi juga hutan mangrove alias bakau yang menarik untuk dijelajahi. Tepatnya di Taman Wisata Alam Angke-Kapuk, yang berlokasi dekat perumahan Pantai Indah Kapuk. Dengan luas hampir 100 hektar, kawasan lahan basah yang rimbun dengan pohon-pohon bakau ini sangat berguna untuk mencegah abrasi serta intrusi air laut. Hutan bakau juga bisa meredam gelombang laut besar, serta menyerap karbondioksida 5 kali lebih banyak dari hutan tropis lainnya.
Di TWA ini kita bisa menyewa perahu untuk berkeliling hutan bakau dan melihat monyet serta burung-burung migrasi, serta ikut menanam pohon bakau. Tersedia juga vila-vila jika ingin menginap.
Bali tak cuma punya Desa Penglipuran di Bangli, namun juga Desa Tenganan di Kabupaten Karangasem. Masyarakat desa ini masih sangat menjaga cara hidup tradisional. Rumah-rumah penduduk dibangun dengan bahan tanah atau batu kali, dan beratap rumbia. Sebagian besar penduduk menjadi petani, sebagian kecil menjadi pengrajin bambu, ukiran kayu, melukis di atas daun lontar, serta menenun Kain Gringsing. Kain ini dibuat dengan teknik dobel ikat -satu-satunya yang ada di Indonesia- dan sudah terkenal ke seluruh dunia.
Setiap tahun antara bulan Juni-Juli (jadwalnya mengikuti Kalender Bali) penduduk Tenganan menggelar tradisi Mekare-kare atau Perang Pandan. Dua pemuda saling serang dan menggaruk punggung lawannya dengan pandan berduri. Tradisi ini untuk melatih fisik dan mental para pemuda. Setelah diobati, dalam beberapa hari luka perang itu akan sembuh kembali.
Sekitar 1,5 jam berkendara dari kota Manado, ada Taman Wisata Alam Batu Putih, yang berada di dalam Taman Nasional Tangkoko-Duasudara. Yang spesial di sini, selain bisa bertemu banyak Yaki alias monyet hitam sulawesi, kita juga bisa bertemu Tarsius. Hewan primata terkecil di dunia ini memiliki mata yang besar, dan bisa memutar lehernya 180 derajat.
Karena Tarsius ini binatang malam, Anda baru bisa melihatnya menjelang senja, saat mereka berlompatan dari sarangnya di dalam pokok kayu hutan, untuk berburu serangga. Tak usah khawatir tempat menginap, karena penduduk di sini mengelola berbagai homestay dengan biaya terjangkau. Pagi hari, kita bisa ke pantai dan melihat aktivitas para nelayan menurunkan hasil tangkapan ikannya semalam.
Lima destinasi ekowisata di atas berlokasi di luar pusat kota, dan akses kendaraan umum masih agak sulit. Akan lebih efektif jika Anda mengunjunginya dengan membawa kendaraan sendiri atau memanfaatkan layanan rental mobil TRAC, terlebih di masa pandemi Covid-19 ini. TRAC dengan konsisten menerapkan SMART Protocol sebagai protokol kesehatan dan keselamatan selama melayani Anda. SMART Protocol meliputi beberapa hal berikut ini:
Untuk kemudahan melakukan reservasi, unduh dan instal aplikasi TRACtoGo di Google Play Store dan Apple App Store. Dapatkan juga berbagai promo dan penawaran terbaik hanya di aplikasi keren ini. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi Customer Assistance Center TRAC melalui nomor telepon 1500009 atau mengirimkan email ke rco.nasional@trac.astra.co.id.
Share
Artikel Terbaru dan Terpopuler
Travel
Mengenal Candi Sukuh, Gerbang Nusantara di MV The Guardian of Nusantara
09 Oktober 2024
Travel
Rekomendasi Resto dan Kuliner Halal di Ubud Bali
08 Oktober 2024
Event
Ubud Writers & Readers Festival 2024, Festival Sastra yang Disorot Dunia
07 Oktober 2024
Travel
Tempat Wisata yang Dikunjungi saat IShowSpeed ke Indonesia
04 Oktober 2024
Event
Jadwal Event dan Konser Oktober 2024, Kpopers Pasti Happy!
03 Oktober 2024
Tag
Gratis Berlangganan Newsletter