Travel
23 Desember 2022
Share
Berlibur ke Palembang, tidak afdol rasanya jika tidak mengunjungi jembatan Ampera. Ya, jembatan yang menjadi ikon dari ibukota Sumatera Selatan ini, berada di jalur lintas sumatera yang membentang diatas sungai musi.
Jembatan Ampera dibangun sebagai penghubung dua kawasan, yakni seberang ilir dan seberang ulu. Tak Ayal, jembatan ini menjadi akses primadona warga dalam beraktifitas. Hal ini bisa dibuktikan dengan pemandangan jembatan ampera yang tidak pernah sepi dilintasi kendaraan.
Selain berfungsi sebagai jalur utama, jembatan ampera juga menjadi destinasi wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke kota berjuluk bumi Sriwijaya tersebut lho. Disana, Sobat TRAC bisa melakukan berbagai aktivitas seru. Seperti berswa foto, mencicipi aneka kuliner, hingga menikmati keindahannya ketika malam.
Ampera merupakan akronim dari Amanat Penderitaan Rakyat yang tersemat sebagai nama pada jembatan ini. Namun, sebelum dikenal sebagai jembatan Ampera, dulunya jembatan ini punya nama lain.
Apakah Sobat TRAC sudah pernah mendengar sebelumnya? Kalau belum, simak 5 fakta tentang jembatan ampera yang belum banyak orang tahu ini ya.
Jembatan Ampera yang kita ketahui sekarang berwarna merah bata. Namun ternyata, sebelum memiliki warna yang ikonik seperti saat ini, jembatan ampera pernah melewati perubahan warna sebanyak tiga kali.
Saat pertama kali diresmikan tahun 1965, jembatan ini diberi warna abu-abu. Kemudian pada tahun 1992, diganti menjadi kuning karena warna abu sebelumnya mulai usang. Hingga di tahun 2002, jembatan ampera kembali berganti warna untuk ketiga kalinya menjadi merah. Warna yang masih melekat hingga saat ini.
Saat diresmikan oleh Gubernur Sumatera Selatan (sumsel), Brigjen Abujazid Bustomi pada 10 November 1965, jembatan ini dikenal dengan nama jembatan Bung Karno. Pemberian nama tersebut bertepatan dengan peringatan hari pahlawan nasional Indonesia yang ke-20.
Bung Karno dinilai sebagai sosok yang paling berjasa atas pembangunan jembatan tersebut. Mulai dari ide, perancangan, hingga kerap memantau langsung di lapangan selama proses pembangunan berlangsung.
Namun, karena panasnya suasana politik Indonesia pada masa itu, timbul gelombang penolakan dari kelompok anti-Soekarno.
Setahun setelahnya, atau pada 1966 mereka menuntut untuk menghapus nama Bung Karno pada jembatan kebanggan warga Palembang tersebut, menjadi jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat). Sehingga nama itulah yang kian dikenal sekarang.
Karena membentang di atas sungai musi yang notabene merupakan lintasan kapal-kapal besar, jembatan ampera dirancang agar bisa naik dan turun.
Rancangan ini bertujuan agar keberadaan jembatan ampera tidak menjadi penghalang saat kapal besar melintas di bawahnya. Sehingga, bagian tengah jembatan (diantara 2 pilar) bisa diangkat, dan bisa diturunkan kembali saat kapal berhasil melintas.
Namun, karena dinilai mengganggu lalu lintas warga yang melintasi jembatan, pada tahun 1970 aktivitas āmengangkatā bagian tengah jembatan ini terpaksa dihentikan.
Jauh sebelum diresmikan pada 1965, ide pembangunan jembatan ampera ternyata sudah pernah digagas pada zaman Gemeente, tahun 1906 lho.
Pembangunan jembatan ini dinilai begitu vital. Mengingat menjadi jalur penghubung antara dua kawasan besar di kota Palembang, yakni Seberang Ilir dan Seberang Ulu yang terpisahkan oleh aliran sungai musi.
Tak lama setelah diresmikan tahun 1965, jembatan yang jadi kebanggan masyarakat Palembang ini langsung menyandang predikat sebagai jembatan terpanjang di Asia Tenggara lho. Dengan panjang mencapai 1.177 meter dan lebar 22 meter, jembatan ampera menjadi yang paling megah di kawasan ASEAN pada masa itu.
Selain jalur yang panjang, jembatan ini juga memiliki tinggi lebih dari 11 meter di atas permukaan air. Tinggi menara jembatan ampera mencapai 63 meter dari permukaan tanah, hingga jarak antar menara mencapai 75 meter.
Nah, gimana setelah mengetahui berbagai fakta seputar jembatan Ampera Palembang? Jadi makin penasaran untuk melihat langsung kemegahannya dong.
Mumpung ada libur panjang akhir tahun, Sobat TRAC bisa merencanakan liburan bersama orang-orang tercinta dengan mengunjungi Palembang. Disana, tidak hanya ada jembatan ampera yang ikonik, tapi juga ada beberapa destinasi menarik untuk dikunjungi lho.
Sobat TRAC bisa mengunjungi Benteng Kuto, bangunan bersejarah yang tetap kokoh hingga kini sejak dibangun tahun 1780. Atau berwisata alam ke Taman Wisata Alam Punti Kayu. Disana, Sobat TRAC bisa menikmati berbagai wahana permainan seperti replika keajaiban dunia, farm zone, flying fox, dan berbagai aktifitas outbond lainnya.
Jangan lupa untuk menikmati kulinernya yang khas ya. Selain pempek, cicipi juga hidangannya yang lain. Seperti kue maksuba, burgo, pindang palembang, hingga lempok durian. Dijamin liburan Sobat TRAC kali ini akan sempurna banget deh.
Untuk mendukung aktivitas liburan kali ini, sebaiknya gunakan layanan rental mobil agar momen liburan semakin nyaman dan tubuh tak perlu membuang banyak energi di perjalanan.
Rental mobil Palembang yang aman dan terpercaya sudah tentu TRAC menjadi pilihan yang tepat. TRAC senantiasa melayani berbagai kebutuhan berlibur Anda melalui layanan rental mobil dengan pengemudi ataupun layanan lepas kunci.
Untuk pemesanan rental mobil pun sangat mudah, cukup lewat aplikasi TRACtoGo. Segera install aplikasi TRACtoGo melalui Google Playstore maupun Apple Appstore dan dapatkan berbagai macam promo menarik.
Jangan lupa Follow instagram @trac_astra, facebook TRAC-Astra Rent a Car maupun twitter @TRACastra untuk mendapatkan informasi terkini terkait destinasi liburan, tips & trick,serta informasi layanan dan penawaran menarik dari TRAC.
Kemanapun treknya pakai TRAC aja!
Share
Artikel Terbaru dan Terpopuler
Tips
Perbedaan Coolant Radiator Mobil Berdasarkan Warnanya
29 April 2025
Tips
Mengenal Jenis Transmisi Mobil Matic
28 April 2025
Travel
5 Wisata Sukabumi dengan Panorama Terbaik
23 April 2025
Travel
Rekomendasi Wisata Malang dan Batu Paling Hits
22 April 2025
Travel
Pesona Tiga Leuwi Bogor yang Mirip Green Canyon
21 April 2025
Gratis Berlangganan Newsletter